Tittle:
Just No
Author:
gdyassi
Genre:
AU, Romance, Sad
Rating:
G
Length:
Oneshot
Cast: - Kim Taehyung
- Heesun (OC)
.
.
.
Heesun
mengalihkan pandangannya dari Taehyung. “Jangan munafik, Kim Taehyung! Kita
berdua sama-sama tau jika kita tak mungkin bisa bersama.”
.
.
.
.
Gadis
yang tengah disulut amarah tersebut memutus sambungan teleponnya dengan kesal.
Bagaimana tidak, seseorang yang sudah Ia kenal dari kecil hingga saat ini sudah
beribu kali merepotkannya. Sebenarnya, jika bidang merepotkannya seperti membantu
mengangkat perabot rumah, itu sungguh tak masalah. Namun ini, ini untuk ke delapan
kalinya, Ia harus menyetor muka menghadap petugas kepolisian Seoul.
Tak
terhitung sudah berapa kali gadis itu menghembuskan nafas berat. Heesun, nama
gadis yang baru berusia sembilan belas tahun ini. Bukan kejahatan besar yang
dilakukan oleh seseorang yang Ia kenal tersebut. Hanya beberapa pelanggaran
kecil Dan sedikit idiot.
Heesun
turun dari sebuah bis, Ia pun segera bergegas menuju kantor tak lupa dengan
senyuman manis –namun terpaksa- yang Heesun selalu pajang.
“Annyeonghaseyo,” Heesun mengucapkan
salam dengan ramah seolah sedang memasuki rumahnya. Tanpa diberi aba-aba, Ia
langsung menghampiri seorang lelaki yang tengah terduduk menunggu kehadirannya.
“Kali
ini apa lagi, huh?” Tanyanya. Seakan
menanti-nanti kebodohan apa lagi yang dilakukan temannya ini.
Lawan
bicaranya menggeleng, “Aku tak melakukan apa-apa. Gadis-gadis itu terus saja
mengikutiku. Jadi, aku menakuti mereka hingga… mereka tak sadarkan diri.”
“Kim
Taehyung, bagaimana bisa kau melakukan itu? Kau pikir mereka itu aku yang kebal
akan kelakuanmu?” Heesun mengacak rambutnya frustasi. Seperti hari-hari yang
lalu tentunya saat Ia harus menjemput Kim Taehyung.
***
Setelah
menulis laporan tak akan mengulanginya lagi, Taehyung akhirnya dibebaskan.
Untung saja, petugas kepolisian menganggap pemuda itu mempunyai sedikit masalah
di kepalanya. Ya, itu sebuah keuntungan.
“Apa
yang kau lakukan untuk menakuti mereka?” Tanya Heesun.
“Aku
yakin kau tak akan suka.” Jawab Taehyung sembari memasang tampang menyesal.
Lagi-lagi,
Heesun hanya bisa menghembuskan nafas beratnya. “Baiklah. Sebaiknya tak usah
kau ceritakan padaku.”
Taehyung
dan Heesun berjalan dalam keheningan. Mereka berdua lebih asik dengan pikiran
masing-masing. Sebenarnya hanya Taehyung yang tengah sibuk dengan pikirannya,
sedang Heesun sibuk meredam amarahnya.
Tiba-tiba
saja, Taehyung menghentikan langkahnya membuat Heesun menengok kearahnya
sembari menatap Taehyung dengan pandangan ingin tahu apa yang dikatakannya.
“Puppy-ah, bagaimana jika besok kau ku ajak
jalan-jalan?” Tawarnya dengan mata yang berbinar.
Heesun
mendengus kecil, “Sudah kubilang jangan panggil aku Puppy! Itu menggelikan,
menjijikkan, konyol, dan aku benar-benar tidak suka!” Sentaknya tanpa mengambil
nafas.
Taehyung
menatapnya dengan senyuman di wajahnya. Entahlah, mungkin otaknya memang sudah
rusak. Bagiamana bisa menganggap seseorang yang tengah marah itu menggemaskan.
Syukurlah, dia bisa menahan tangannya untuk tak mencubit pipi Heesun.
“Menurutku
Puppy itu lucu, manis, dan menggemaskan.”
“Aku
sudah tahu dari dulu jika jalan pikiranmu itu tak normal.” Sahut Heesun malas.
Ia kembali mengikuti jalannya diikuti Taehyung.
“Aku
normal!” Balas Taehyung tak terima. Ya, bagus jika dia tak terima diberi
predikat ‘Tak Normal’ oleh sahabatnya. Berarti masih ada sedikit kenormalan di
otaknya.
“Tak
ada orang normal yang mengenakan helm saat tidur, Kim Taehyung.”
“Aku…
aku hanya takut jika bumi tiba-tiba bertabrakan dengan planet tidak dikenal.
Apa kau tak pernah memikirkan hal itu?”
Heesun
benar-benar lelah akan ucapan Taehyung yang makin lama makin tak masuk akal.
Gadis itu melangkahkan kaki lebar-lebar untuk mendahului Taehyung sebelum Ia
juga tenggelam dalam imajinasi liar pemuda bertubuh jangkung itu. Seperti saat
Ia masih berumur lima tahun.
“Ya!
Puppy-ah! Beraninya kau tak
mendengarkan ucapanku! Kau benar-benar tak akan mendapat jatah makan hari ini!”
“Aku
bukan anjingmu, Kim Taehyung!”
***
Pagi
hari cerah diawali dengan pertemuan Taehyung dan Heesun di sebuah taman hiburan.
Entah, setan apa yang merasuki Heesun hingga Ia dengan bodohnya diajak Taehyung
kemari. Hal buruknya adalah, hari ini hari minggu. Hari dimana pasangan kekasih
memadu kasih. Dan, Heesun benar-benar muak akan hal itu.
“Wah,
aku benar-benar tak pernah berkencan seperti ini.” Ujar Taehyung ditengah kesenangan
hatinya. Berkencan? Ya, Ia memang dengan beraninya mengajak Heesun yang tak
pernah menjalin hubungan dengan pemuda itu berkencan. Untuk informasi saja,
tidak ada yang berani mengajak Heesun berkencan karena sifatnya yang bisa
dibilang cukup garang untuk ukuran seorang gadis.
“Ey,
jangan berbohong!”
“Puppy-ah, kau adalah seorang yang paling
mengerti dan tau tentang aku. Kau tau aku tak pernah berkencan sebelumnya.”
“Bagaimana
dengan Kim Hyunmi?”
“Dia
hanya seorang sunbae yang ku kenal.
Kau tau itu.”
“Han
Seulbi?”
“Dia
juga salah satu sunbaeku.”
“Kam
Yena? Kwon Sekyung? Park Jimin?”
“Kenapa
kau menyebut nama yeoja lain di
tengah kencan kita, huh? Ini waktunya untuk bersenang-senang, Puppy-ah!”
***
Setelah
puas menikmati berbagai wahana permainan yang memicu adrenalin, mereka pun
memutuskan untuk berhenti di sebuah taman bermain untuk anak-anak. Heesun dan Taehyung
duduk bersebelahan di dua ayunan yang berbeda. Memandang dua anak kecil yang
tengah bermain bersama. Mengingatkan masa kecil mereka.
“Kita
pertama kali bertemu saat kita seperti mereka, Puppy-ah.” Ucap Taehyung mengawali percakapan.
Heesun
hanya mengangguk untuk merespon ucapan Taehyung.
“Kukira,
aku dan kau akan menjadi teman untuk seterusnya. Tapi, ternyata aku salah.” Taehyung
menunduk. “Aku baru merasakan perasaanku yang sesungguhnya padamu. Aku
mencintamu.”
Heesun
tertawa meremehkan. “Ayolah, Kim Taehyung! Itu mungkin hanya perasaan suka
biasa kepada sahabat. Kenapa kau mendramatisirnya? Cinta? Kau terlalu banyak
menonton drama cinta murahan.”
“Aku
serius, Puppy-ah!” Pemuda itu mulai
meninggikan nada bicaranya.
Hening.
Sunyi.
“Aku
sudah tau hal ini akan terjadi. Tapi kau sudah terlalu jauh, Taehyung-ah.” Kini giliran Heesun yang
menundukkan kepalanya.
“Maksudmu?”
Taehyung terlihat tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Heesun.
“Aku
menerima ajakan kencanmu karena aku memang sedang ingin bersenang-senang. Aku
juga heran, kenapa kau menyebut ini kencan? Kita sudah sering berjalan bersama
tapi kau tak pernah menyebutnya kencan. Kupikir, kau hanya bercanda, tapi… kau
sudah terlalu jauh saat ini.” Jelas Heesun dengan kedua matanya yang menatap
kedua mata Taehyung.
Heesun
mengalihkan pandangannya dari Taehyung. “Jangan munafik, Kim Taehyung! Kita
berdua sama-sama tau jika kita tak mungkin bisa bersama.”
“Aku…
aku tak tau. Memangnya kenapa?” Taehyung mulai gugup.
“Karena
aku Kim Heesun, dan tentu saja kau tau itu.”
Pemuda
yang selalu dikenal dengan senyuman cerianya disertai mata yang berbinar itu
kini meneteskan air matanya. Entah kenapa, setiap mendengar kenyataan itu, Ia
merasakan perih di dadanya.
“Aku
tau itu! Maka dari itu aku tak pernah memanggil namamu! Setiap kali aku
menyebut namamu, aku selalu teringat akan hubungan keluarga kita. Hal itu
benar-benar membuatku kehilangan harapan untuk memilikimu.”
Gadis
itu berdiri dari ayunan yang Ia duduki sejak tadi. Tangannya merapikan
pakainnya sedikit dan kakinya mulai mengambil langkah. Namun, disaat itu juga, Taehyung
telah melingkarkan tangannya di pergelangan tangan Heesun.
“Bisakah
kita tak usah menghiraukan hal itu? Kita… kita bisa kabur bersama. Iya ‘kan?”
Heesun
menoleh, “Kim Taehyung, jika aku bukanlah adik angkatmu, bukan berarti aku juga
akan mencintaimu.” Ia mengakhiri kalimatnya dengan menarik tangannya dari
tangan Taehyung. Setelah itu, Heesun berlalu pergi sembari berusaha mengusap
air matanya. Ia memang tidak bisa berbohong dengan baik. Terutama di depan Taehyung.
END
Rupanya mereka saudara angkat... sedih ceritanya...
BalasHapusDikira temen tetangga yang udah lama kenal. Ternyata saudara angkat :''')
BalasHapus